Tradisi Suku Sentani Yang Unik dan Langka. Salatiga-Jawa tengah,02 Februari 2018 by Laura O.E.Modouw
Sentani adalah sebuah Kota di Provinsi Papua. Dahulu Kota Jayapura
dan Sentani adalah satu bagian dalam pemerintahan dan dikenal dengan sebutan Portnumbay
mengapa Portnumbay? Hal tersebut dikarenakan letak Kota Jayapura yang terletak di
pesisir pantai dan juga Kota Jayapura memiliki pelabuhan sehingga mendapat
sebutan Portnumbay. Sentani telah menjadi ibu Kota Kabupaten Jayapura sejak 10
September 1969 dan Kabupaten Jayapura sendiri memiliki motto yaitu kenambai
umbay yang berarti satu hati satu tujuan. Kabupaten Jayapura memiliki 19
kecamatan dan sekitar 139 desa. Sentani memiliki 3 bagian yaitu Sentani Timur,
Sentani tengah, dan Sentani barat. Daerah Sentani timur terdiri dari 7 kampung
yaitu Kampung Puay, kampung Waena, kampung Yoka, Kampung Harapan (Kota Nikah),
Kampung Asei Kecil-Asei besar, dan kampung Ayapo. Sedangkan daerah Sentani
tengah terdiri dari 11 kampung yaitu kampung Ifale, Ifaar besar, Hobong,
Kensyo,Yoboy,Babrongko, Atamali, Putali, Abar, Yahim ( yaugea), dan kehiran. Berbeda
juga dengan daerah Sentani Barat dimana yang terdiri dari 7 kampung yaitu
kampung Doyo lama, Doyo baru, Kwadeware, Sosiri, Yakonde, Kanda, dan kampung
Donday.
Sentani memiliki budaya yang kuat dan bahasa yang khas
sehingga terkadang dikatakan susah baik dalam pengucapan ataupun dalam
mengartikan bahasa Sentani oleh mereka yang bukan berasal dari suku Sentani. Semua
orang Sentani sangat menghargai budaya atau tradisi yang mereka miliki. Setiap suku
memiliki seorang raja bumi atau pemimpin suku yang disebut Ondoafi atau
ondofolo koshe (bahasa Sentani). Selain
itu ada juga tradisi pembayaran maskawin, tradisi pembayaran kepala dan upacara
pelantikan Ondoafi. Tradisi yang pertama adalah pembayaran maskawin. Maskawin
adalah tradisi ketika seorang pria ingin menikahi seorang wanita ia harus membayar
maskawin. Maskawin dalam tradisi suku Sentani terbagi menjadi 4 bagian yaitu Imeay Nokokahi, Meruphoy, Yakha. Dalam tradisi ini, sebelum membayar maskawin, pihak pria harus
terlebih dahulu membayar uang pinangan atau yang biasa disebut dengan sebutan “uang
pintu” lalu pihak perempuan akan mengantarkan sejumlah makanan baik bahan
makanan mentah ataupun bahan makanan yang telah diolah (phose-rambung) barulah ditentukan jadwal pembayaran maskawin
dari pihak pria kepada pihak wanita. Belum selesai sampai disitu dikarenakan apabila
perempuan yang dinikahi oleh sang pria ini telah mengandung si buah hati untuk
yang pertama kalinya, haruslah pihak laki-laki membayar pihak perempuan.Yang
kedua adalah upacara pembayaran kepala. Upacara tersebut akan terlaksana
apabila ada keluarga yang mengalami keduakaan atas terpanggilnya orang-orang
terkasih (keluarga). Akan ada 2 prosesi pembayaran yaitu Khame Dan Yakha. Proses pembayaran akan dilaksanakan oleh pihak yang mendapat
tanggung jawab untuk membayar kepada pihak penerima. Hal tersebut biasanya
dibebankan kepada pihak keluarga sang Ayah. Contohnya: seorang anak dari
pasangan suami-istri meninggal dunia setelah pemakaman akan ada prosesi
pembayaran kepala sesuai dengan jadwal yang ditentukan pada saat rapat keluarga
antar keluarga sang Ayah dari si almarhum/almarhuma dengan keluarga sang Ibunda
terkasih dan pihak keluarga dari Ayah si almarhum/almarhumalah yang akan
membayar kepada pihak keluarga dari ibu si almarum/almarhuma namun sebelumnya
pihak keluarga dari sang Ibunda ( paman-pamanya si almarhum/almarhuma) harus
mengantar makanan kepada pihak sang Ayahanda. Seluruh prosesi pembayaran baik
pembayaran maskawin, pembayaran kepala ataupun dendah adat lainya selalu dibayar
menggunakan uang dan benda-benda adat lainnya seperti tomakobatu (rela) dan
manik-manik (khase-khase) atau yang keselurahannya disebut Hemboni rela (Bahasa sentani) dan yang terakhir adalah upacara penobatan Ondoafi
atau Raja bumi. Ini adalah upacara pergantian Ondoafi dan ketika mereka ingin
melakukan semua tradisi, ini dilekatkan dengan tarian tradisional, lagu daerah
sentani, dan pasokan lainnya. Posisi atau kedudukan atau jabatan ondofolo
biasanya diwariskan secara turun-temurun layaknya pemerintahan disebuah
kerajaan dan yang harus menggantikan ialah anak laki-laki dari sang raja/
Ondoafi (ondofolo-koshe) atau adik laki-laki sang raja (Ondoafi/ondofolo-koshe)
apabila ia tidak memiliki anak atau semua anak yang dimilikinya adalah anak perempuan.
x
Komentar
Posting Komentar